Home » » Teori Investasi

Teori Investasi

TEORI INVESTASI



Pendahuluan

Investasi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh pelaku kegiatan ekonomi untuk pembelian/penambahan barang modal. Barang modal adalah barang-barang yang harus melalui proses produksi lebih lanjut untuk menjadi barang jadi atau barang yang siap untuk dikonsumsi. Barang konsumsi adalah barang-barang yang siap untuk dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan tidak memberikan pendapatan bagi yang mengkonsumsinya.

Apakah mobil dikategorikan barang konsumsi atau barang modal?
Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu kita meninjau, mobil tersebut digunakan untuk apa. Apabila mobil tersebut dipakai oleh seorang supir taksi, maka mobil dalam perspektif ini adalah barang modal. Sementara itu, mobil bagi seorang istri direktur bank adalah barang konsumsi, karena ia dapat berjalan-jalan dan berbelanja dengan mobil tersebut

Keputusan Melakukan Investasi

Bagi seorang investor, ada dua hal yang penting yang selalu ia pertimbangkan, yaitu suku bunga dan rate of return. Bunga (i) adalah biaya dari capital. Rate of return (rr) adalah tingkat pendapatan dari modal yang telah diinvestasikan oleh investor.

Ada 3 keputusan yang dapat diambil setelah membandingkan antara rate of return (rr) dengan bunga (i)

1. bila rr > i maka investasi akan dilakukan
2. bila rr = i maka investasi dapat dilakukan
atau tidak, tergantung dari prospek dari
usaha itu di masa yang akan datang, serta
keyakinan investor
3. bila rr < i maka investasi tidak dapat
dilaksanakan.

Rate of Return

Untuk mendapatkan nilai dari rate of return maka terlebih dahulu mencari nilai sekarang (present value) dari pendapatan yang diterimanya di masa yang akan datang.


Dimana

Ri = ekspektasi penerimaan di waktu ke- i
1,2,3,…,n = periode waktu dari masing-masing penerimaan
S = niali residu (nilai besi tua)
r = rate of return 

Contoh Perhitungan Rate of Return

Seorang penjahit membeli sebuah mesin jahit dengan harga Rp 600.000. Mesin tersebut diperkirakan memberikan hasil Rp 200.000 per tahun. Pada tahun ke- empat, mesin tersebut sudah harus diganti dan dijual dengan harga Rp 100.000. Berapa nilai rr (rate of return)nya? Apakah penjahit tersebut mau melakukan investasi bila suku bunga yang berlaku adalah 20%?

Jawab:
Untuk mencari nilai rate of return, terlebih dahulu kita membuat nilai present value dari penerimaannya dengan metode trial and error. Kita buat terlebih dahulu nilai rr yang sama dengan nilai i yaitu 20%.

Bila r = 20%, maka


Apabila kita mendapatkan nilai PV dari pendapatan yang lebih rendah dari nilai investasi yaitu membeli mesin jahit (Rp 600.000), maka kita mencari kembali nilai PV yang di atas nilai investasi. Agar nilai PV lebih tinggi, maka kita harus menurunkan nilai r (rate of return). Misalnya kita ambil nilai r = 10%. 

Bila r = 10%, maka


Pada saat r diturunkan menjadi 10%, didapati nilai PV yang lebih tinggi dari nilai investasi. Setelah kedua nilai ini diperoleh, selanjutnya proses perhitungan rate of return adalah dengan menggunakan rumus internal rate of return (IRR).


Nilai rate of return dari investasi diukur dari nilai internal rate of return tersebut. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai 17,5%. Apabila nilai ini dibandingkan dengan nilai suku bunga yaitu 20%, berarti investasi pada mesin jahit ini tidak layak untuk dilaksanakan.

Hubungan Marginal Efficiency of Capital dengan Suku Bunga

Marginal Efficiency of Capital (MEC) adalah nilai pendapatan yang diperoleh dari investasi. MEC juga sering disebut dengan rate of return. Seorang pengusaha akan melakukan investasi apabila nilai MEC dari investasi yang ingin dilakukannya lebih besar dari suku bunga pinjaman.

Untuk menggambarkan hubungan antara suku bunga dengan besarnya investasi, dibuat beberapa proyek investasi dengan masing- masing nilai MEC nya.


Apabila suku bunga yang berlaku di pasar

i = 20% = Investasi tidak ada
i = 17% = Investasi sebesar Rp 72.000.000 (membangun ruko)
i = 12% = Investasi sebesar Rp 105.000.000 (membangun ruko dan membeli angkutan kota)
i = 10% = Investasi sebesar Rp 175.000.000 (membangun ruko, membeli angkutan kota, taksi dan mendirikan warnet)
i = 5% = Investasi sebesar Rp 185.000.000 (semua jenis investasi dilakukan oleh investor)

Apabila keadaan ini digambarkan ke dalam grafik maka diperoleh grafik sebagai berikut:


Marginal Efficiency of Investment

Pada kurva investasi (MEC), diasumsikan bahwa harga barang modal tidak mengalami kenaikan, sehingga ketika suku bunga turun, produsen akan menaikkan investasinya. Namun, pada saat suku bunga turun, semua produsen ingin menaikkan investasinya, sehingga akan menaikkan permintaan akan barang modal. Dengan naiknya permintaan barang modal, akan menaikkan harga barang modal dan investasi akan turun kembali. Untuk menggambarkan keadaan ini dapat ditunjukkan melalui kurva Marginal Efficiency of Investment. Kurva MEI ini membagi dua kurva MEC.


• Ketika suku bunga turun menjadi 5%, apabila perusahaan tidak memperhitungkan reaksi rencana investasi dari perusahaan- perusahaan lain, maka investor akan mematok investasi di garis MEC yaitu sebesar I0.

• Apabila investor mengetahui bahwa perusahaan lain juga ikut melakukan investasi, maka harga barang-barang modal naik sehingga total investasi turun menjadi I1.

FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




2 comments: